Doyoung atau Dikta
![]() |
gambar 1.1 diambil dari arsip vlive Doyoung NCT 200507 |
Baiklah, sekarang siapa? Pemikiran itu kembali berputar dikepalaku saat aku melihat headline dalam media sosial X yang memunculkan beberapa tagline pada kolom pencarian terbaru. Saat itu, nama “Doyoung” dan “Dikta” secara berurutan berada dalam tagline yang sedang trending dan diperbincangkan oleh banyak orang selama 24 jam terakhir. Aku menutup mataku dan menghela nafas lelah karena nyatanya apa yang sudah terjadi lagi-lagi terulang kembali, manusia-manusia itu seakan tidak pernah belajar dari apa yang sudah dialami sama seperti salah satu kutipan yang menyebutkan bahwa sejarah itu berulang, yang pertama sebagai tragedi dan kedua sebagai komedi.
Pada dasarnya, perkembangan di era modern yang banyak mengalami digitalisasi dalam berbagai hal dikehidupan sehari-hari sangat membantu, dan salah satu hal yang mendapatkan pengaruhnya adalah sastra. Kegiatan membaca tidak lagi berfokus pada buku teks yang tebal dan juga berat, kegiatan itu sekarang beralih pada penggunaan buku digital yang sering disebut sebagai E-book, istilahnya semua hal dalam satu genggaman. Namun, tidak hanya dalam perkembangan digital, genre dan cara kepenulisan para penulis juga menjadi semakin berkembang dan berinovasi. Contohnya tahun ini, karya fiksi yang paling banyak digemari adalah karya fiksi dalam bentuk Alternate Universe (AU) yang berisi tulisan mengenai bagaimana seorang tokoh utama yang menggunakan visualisasi dari kalangan publik figur membuat pembaca lebih tertarik terhadap isi cerita mengenai kehidupan dari penggambaran publik figur sebagai visualisasi tokoh cerita yang tidak sebenarnya karena hal tersebut menjadi salah satu target atau pasaran penulis pada pembaca yang dituju, khususnya para penggemar Korea.
Penggunaan aplikasi Wattpad maupun media sosial X dan TikTok, menjadi teman sehari-hari bagi para pembaca untuk mencari bahan bacaan yang ringan dan disesuaikan dengan trend bahkan tidak jarang juga sebagian dari cerita-cerita itu adalah sebuah bentuk dari representasi kehidupan asli penulis yang direkonstruksi ulang menjadi sebuah karya fiksi dengan penggambaran visualisasi yang berbeda. Berkaitan dengan hal tersebut, banyak sekali cerita yang dikenal oleh para pembaca khususnya dikalangan para penggemar Korea sampai-sampai ada beberapa peran yang dirasa melekat dengan citra mereka karena penggambaran dan deksripsi kuat yang dihadirkan oleh penulis. Lee Jeno NCT, sering digambarkan sebagai seorang laki-laki tampan dan banyak dijadikan visualisasi dari karakter remaja sekolah seperti dalam AU Hello Cello karya Nadia Ristivani, Lee Haechan NCT yang sering digambarkan sebagai orang humoris tapi juga sering digambarkan sebagai seorang penyuka sastra seperti dalam salah satu Wattpad Tulisan Sastra karya Tenderlova, Huang Renjun yang sering digambarkan sebagai seorang anak ambis dengan latar belakang cerita seputar kehidupan sekolah, dan Kim Doyoung yang sudah melekat dengan peran mahasiswa atau penggiat aktivis seperti yang ada dalam AU Ospek karya Ruth Hormatua, Wattpad Himpunan karya Citra Saras, dan AU Dikta dan Hukum karya Dhian Farah serta lainnya.
Pembawaan cerita yang dideksripsikan oleh pengarang dalam menggambarkan tokoh cerita dengan latar belakang berdasarkan alur yang sudah disesuaikan sedemikian rupa itu sering kali membuat para pembaca terutama aku sebagai salah satu penikmatnya merasa tenggelam dalam alur dan ikut membayangkan bagaimana seandainya para publik figur tersebut benar-benar mempunyai kehidupan lain seperti apa yang diceritakan dalam cerita dengan bentuk lokalisasi.
Namun, beberapa pembaca terkadang membuat kesalahan, mereka yang tidak mengerti kadang malah menjerat kehadiran publik figur tersebut menjadi seseorang yang mereka inginkan. Contohnya seperti Na jaemin yang menjadi visualisasi tokoh utama dalam Wattpad Dear J (2017) karya L. Lullaby dan serupa dengan Kim Doyoung dalam AU Dikta dan Hukum (2023) karya Dhian Farah. Pembaca memanggil nama mereka dengan sebutan Jaemin dan Dikta, bukan Jaemin dan Doyoung, orang-orang mengenal mereka bukan sebagai publik figur yang bekerja didunia hiburan, tetapi mereka mengenalnya sebagai tokoh fiksi dari cerita yang sudah mereka baca. Katanya “setiap liat Doyoung, aku jadi keinget sama Dikta”
Diskusi terbuka akhirnya terjadi, pemaparan pendapat tentang ketidaksetujuan banyak dilontarkan dan berbondong-bondong didukung khususnya oleh para kalangan penggemar yang dengan tegas kembali menyatakan kalau sebagai pembaca yang baik dan benar kita harus bisa membedakan dunia antara dunia fiksi dan juga dunia nyata. Walaupun masih menyisakan banyak pro dan kontra yang terus berulang kali diperbincangkan tanpa menemukan titik penyelesaian akhir secara keseluruhan, tetapi sejak saat itu peraturan dalam penulisan karya fiksi khususnya untuk karya fiksi digital yang banyak diunggah secara luas dalam media sosial dan aplikasi membaca diberikan batasan dan pernyataan tegas untuk pembaca agar tidak menyinggung kehidupan dunia nyata visualisasi tokoh cerita dengan kehidupan yang ada di dunia fiksi karena pada dasarnya dua kehidupan didunia tersebut tidak memiliki kaitan apapun apalagi jika membicarakan mengenai karakteristik tokoh dalam dunia fiksi dan visualisasi tokoh cerita di dunia nyata yang berbeda.
Komentar
Posting Komentar