Cerpen: Rindu Mia
Rindu Mia
Karya Ami Oktaviani
Di suatu desa terdapat sebuah keluarga yang sangat bahagia. Mereka hidup rukun dan damai. Keluarga itu terdiri dari ayah yang bernama Dedi dan ibu yang bernama Desi. Mereka memiliki 3 orang anak perempuan yang bernama Rina, Sari, dan Mia. Selisih usia mereka masing-masing adalah 7 tahun, Rina merupakan anak sulung dan Mia anak bungsu. Rina memiliki sifat mandiri, rajin, dan bertanggung jawab, sedangkan Sari memiliki sifat pekerja keras, suka menolong, dan pantang menyerah. Berbeda dengan kedua kakaknya, Mia memiliki sifat sangat manja kepada ayahnya. Setiap ayahnya pulang bekerja dia selalu meminta dibelikan permen dan tidak mau berbagi dengan kakak-kakaknya. Karena kedua kakaknya pun sudah dewasa dan memaklumi Mia masih kecil jadi mereka tidak menjadikan hal itu sebagai masalah namun malah menjadikan hubungan keluarga mereka semakin erat.
Sampailah ketika Mia berulang tahun yang ke-5. Perayaan ulang tahun itu sangat sederhana hanya dihadiri keluarga saja. Meskipun begitu, Mia sangat senang. Dengan memakai gaun pesta Mia terlihat cantik dan menggemaskan. Saat pemotongan kue, suapan pertama diberikan Mia kepada ibunya lalu suapan kedua pada ayahnya. Setelah acara selesai mereka semua beristirahat.
Keesokan harinya, seperti biasa ayah dan Rina pergi bekerja dan Sari pergi ke sekolah. Mia diantarkan oleh ibunya ke sekolah karena Mia baru memulai sekolah di PAUD. Mia belajar bersama dengan teman-temannya. Setelah pulang Mia makan lalu bermain dengan temannya. Lalu Sari pun pulang disusul dengan Rina yang baru saja sampai. Hingga malam tiba, ayah belum juga pulang. Mia sampai tertidur menunggu ayahnya datang. Bahkan sampai pagi hari kembali, ayah mereka belum pulang juga. Tiba-tiba ibu mendapatkan kabar yang mengejutkan. Ada yang mengabari ibu bahwa ayah telah menikah lagi dengan wanita lain. Betapa sakitnya ibu ketika mendengar hal itu. Rina dan Sari menenangkan ibu sedangkan Mia yang belum mengerti apa yang sebenarnya terjadi hanya bisa diam melihat ibunya menangis.
Lama waktu berselang, Mia pun sudah beranjak masuk sekolah dasar. Ketika itu ada yang menelpon ibu mengatakan bahwa ayah telah meninggal. Ibu memberitahu Mia kabar itu. "Mi, tadi ada yang nelpon ibu orang itu bilang ayah sudah meninggal". Karena sudah lama tidak bertemu ayahnya ditambah dengan Mia yang belum mengerti, ketika mendengar hal itu Mia biasa-biasa saja bahkan hanya mengatakan "Ohiya bu". Setelah kabar itu ramai dan menyebar di kampungnya tiba-tiba ada seseorang yang mengabari kembali ibu bahwa ayah masih hidup. Dan benar, ayah masih ada namun entah berada dimana. Ternyata, orang yang waktu itu mengabari ibu bahwa ayah meninggal adalah mantan istri ayah yang sama-sama ditinggalkan juga. Dia mengabari ibu hal itu karena dia merasa sakit hati dengan ayah.
Di sekolah, Mia termasuk salah satu murid yang pintar dan rajin. Bahkan dia selalu mendapatkan peringkat 3 besar. Hingga tak terasa waktu cepat berlalu, Mia pun sudah memasuki usia remaja dan sudah masuk sekolah menengah atas. Mia menjalani hari-harinya dengan semangat dan selalu gembira meskipun dalam hatinya hancur karena sekarang dia telah memahami apa yang terjadi pada kedua orangtuanya. Mia pernah membayangkan jika dirinya diberi waktu untuk bertemu dengan ayahnya apa yang akan dilakukannya.
Memang benar, takdir tidak ada tahu. Ketika kakaknya yang pertama yaitu Rina akan menikah, tiba-tiba mereka mendapat kabar dari ayah. Mia terkejut namun ada rasa senang dalam hatinya karena bisa bertemu ayahnya kembali. Saat waktu itu tiba, Mia merasa canggung ketika berhadapan dengan ayahnya. Mungkin karena terlalu lama tidak bertemu sehingga Mia bingung harus berbuat apa. Namun setidaknya rasa rindu yang dirasakan Mia telah terobati meski hanya dalam waktu yang sesaat.
Komentar
Posting Komentar