Cerpen: Motor Misterius

Motor Misterius

Karya Puja Maulidina

Tak seperti biasanya, sehabis subuh terdengar ribut-ribut suara orang di pinggir jalan dekat masjid.

Begitulah, pada Sabtu, 17 Desember 2022, yang kelak dicatat sebagai peristiwa mencekam, pukul 04.17 waktu Sukabumi, ketika ditemukannya jas Almamater berwarna biru tua dengan motor matic biru sudah terjatuh di atas pasir.

“Motor siapa ini? Ditinggal begitu saja, kunci kontaknya masih nyantol..” Kata seorang bapak berusia paruh baya.

“Gak tahu pak, kok bisa ya.. motor ditinggal di jalanan begini” Jawab Seno, seorang remaja yang baru pulang dari masjid.

“Sebentar, kalau dilihat sepertinya Almamater itu saya kenal!” Jelas Pak Parji. “Ini kan jas Almamater Universitas Surya Kencana”.

Selang beberapa menit mulai datang beberapa orang yang penasaran mendengar suara ribut-ribut di pinggir jalan.

“Lah, ini bukannya motor si Rukyat, mahasiswa saya..” Kata seorang bapak yang baru datang.

“Wah iya pak, ini motor si Rukyat teman sekelas saya”, imbuh Rijal, seorang pemuda yang kost nya tak jauh dari masjid.

“Berarti benar dugaan saya, motor ini mungkin milik mahasiswa Surya Kencana!” sahut Pak Parji. “Kalau begitu, Rijal segera kabari temanmu Rukyat, dan pastikan apakah benar ini motor nya atau bukan”.

“Satu lagi Jal, bilang ke Rukyat, jika memang benar itu motornya, temui saya terlebih dahulu di rumah saya!”. Kata Pak Salman, seorang dosen di Universitas Surya Kencana.

 Setelah itu Rijal langsung mengabari Rukyat dengan suasana hati yang penasaran. Beberapa kali Rijal mencoba mengabari Rukyat lewat telpon, tetapi tak kunjung diangkat oleh Rukyat.

 Disisi lain, waktu menunjukkan pukul 05.17 dengan suasana yang canggung diantara tiga orang pemuda, didalam ruangan persegi yang cukup sempit. Entah, mereka sedang kalut dalam pikirannya masing-masing.

Ada Rukyat yang tengah duduk di depan pintu sambil menatap kosong kearah luar, pikirannya masih tertuju bagaimana kondisi motornya sekarang. Apakah motornya masih ada, atau sudah dibawa kabur oleh geng motor itu. Bagaimana bilang ke ibu nya kalau motornya telah hilang?. Begitu banyak pertanyaan-pertanyaan yang muncul di otak nya dan membuat nya semakin pusing. Rukyat kembali tersadar ketika bahu nya ditepuk oleh Panji.

 “Yat.. sekali lagi kami mohon maaf ya, atas musibah yang terjadi. Seharusnya aku dan Andrew tidak keluar pagi-pagi buta untuk mengambil uang”. Kata Panji dengan raut muka menyesal.

 “Ya sudah mau bagaimana lagi, namanya juga musibah.. kita tidak bisa mengelak, yang terpenting bagi saya nyawa kalian berdua selamat”. Jawab Rukyat. “Jadikan ini sebagai pelajaran buat kalian, sekarang kita shalat subuh terlebih dahulu saja..”. Jelas Rukyat, yang berusaha ikhlas.

 Setelah melaksanakan shalat subuh, Rukyat berniat membuka ponsel nya yang ternyata sudah ada beberapa kali riwayat panggilan telepon yang tidak terjawab, dari Rijal teman sekelas nya di kampus. Di dalam pesan yang di terima, ternyata Rijal mengirimkan sebuah foto motor dan jas Almamater miliknya. Seketika foto itu membuat Rukyat kaget, dan segera menemui Rijal untuk minta penjelasan.

 Sesampainya di kost Rijal, Rukyat langsung menanyakan bagaimana kabar motornya itu.

 “Jal, bagaimana dengan motorku, apa baik-baik saja?”. Tanya Rukyat dengan tergesa-gesa.

 “Tenang dulu Yat.. lebih baik ikut aku kerumah Pak Salman saja, dan jelaskan sebenarnya apa yang terjadi padamu, bagaimana bisa motor mu tergeletak di pinggir jalan seperti itu” Jawab Rijal

 “Baiklah Jal.. aku ikut dengan mu, sebenarnya ceritanya panjang”

 Saat tiba di rumah Pak Salman Rukyat diminta menjelaskan apa yang telah terjadi.

 “Jadi bagaimana Yat.. kenapa motor kamu bisa ada di pinggir jalan begitu?!” Tanya Pak Salman dengan tegas.

 “Jadi seperti ini pak, sebenarnya ini kesalahan teman saya. Awalnya mereka meminjam motor saya untuk mengambil uang di simpang jalan Siliwangi. Teman saya si Panji ingin pulang ke kampung halamannya pagi ini karena bapak nya sedang sakit, jadi mereka meminjam motor saya untuk mengambil uang, untuk ongkos pulang”. Kata Rukyat. “Ketika perjalanan pulang setelah mengambil uang mereka dihadang oleh beberapa geng motor, awalnya Panji dan Andrew ingin melarikan diri dengan membawa motor saya. Tetapi, ketika putar balik, Andrew hampir terkena senjata tajam yang di bawa oleh geng motor tersebut pak. Dan akhirnya mereka berdua melarikan diri dan meninggalkan motor saya di pinggir jalan”. Jelas Rukyat.

 “Baik kalau seperti itu ceritanya.. saya cuma pesan kepada kamu Rukyat, besok-besok jangan keluar malam-malam lagi, apalagi jam rawan seperti itu” Kata Pak Salman. “Jika ada keperluan lebih baik pergi pagi atau siang hari”. Pesan Pak Salman.

 “Iya pak.. tetapi yang melakukan ini kan teman saya pak, bukan saya” Jawab Rukyat dengan kesal

 “Saya tahu Yat... tapi ini pesan dari saya demi kebaikan dan keselamatan kamu juga teman-teman mu. Agar tidak terulang lagi kejadian seperti ini”. Jawab Pak Salman tegas.

“Yasudah kamu boleh ambil motor dan jas Almamater mu di bagasi rumah saya”.

Setelah mengambil motor dan jas Almamater nya, Rukyat keluar rumah Pak Salman sambil menggerutu, karena ia yang akhirnya dimarahi akibat ulah teman-temannya.

Selesai.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hindia-Belanda abad 18: karma dan cinta, dari sebuah novel Tanah Bangsawan.

Webtoon "Wee!!": Kisah Seru Karya Kreator Indonesia yang Menghibur dan Menginspirasi!

Webtoon 'Dedes': Petualangan Magis Gadis Bernama Dedes yang Menggemparkan Dunia Komik Digital